Minggu, 08 April 2012

KAIN BATIK BENTENAN PRODUK KARYA RATAHAN PONOSAKAN

Batik Bentenan diambil dari nama Pelabuhan Tradisional di sebelah timur Minahasa Tenggara

Pada zaman dulu, kain patola merupakan kain yang disakralkan oleh masyarakat Minahasa. Nama kain tersebut diambil dari ular sawah (phyton) yang dalam bahasa Minahasa disebut patola karena memiliki sirip kulit yang menyerupai kain patola dari India.

Tenun Minahasa pernah lenyap sejak 200 tahun lalu. Hal itu membuat masyarakat Minahasa meminjam kain tenun daerah tetangga atau batik dari Jawa. Kini, kain tenun itu sudah hadir kembali.

Kehadiran tenun Minahasa lagi tentu membanggakan mas...yarakat di daerah di Sulawesi Utara itu. Bahkan, saat ini tenun Minahasa sudah banyak dikenakan oleh selebritas. Lihat saja, misalnya, aktris Sheeren Sungkar ketika menerima penghargaan Panasonic Award sebagai Aktris Terpopuler 2010, terlihat anggun mengenakan gaun dari tenun Minahasa berwarna hijau rancangan Thomas Sigar. Dengan gunakan kembali motif-motif lama tenun Minahasa. “Pada abad ke-17 hingga ke-18, para penenun di Minahasa, tingkat keahlian menenun mencapai puncak tertinggi,”


Mari kita lesatarikan produk negeri kita, dengan menggunakan dengan bangga.


Kain tenun Bentenan dengan motif Kaiwu Patola, Lengkey Wanua, Tinonton Mata dan motif Pinatikan, yang mewakili etnik suku yang ada di Minahasa.
Motif Pinantikan Bantik yang telah lama menghilang.
Populernya kembali kain tenun Bentenan telah... menghidupkan kembali warisan budaya tenun Minahasa yang telah hampir terlupakan selama beberapa dekade, serta memperkaya warisan budaya yang telah lebih dahulu populer, seperti kain batik, serta kain tenun dari Lombok dan Bugis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar